Saham Antm Untuk Jangka Panjang

Saham Antm Untuk Jangka Panjang

Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) layak dikoleksi untuk investasi jangka panjang. Fundamental saham Antam menjanjikan, meskipun secara teknis akan konsolidasi dalam jangka pendek.

Bila pabrik feronikel III di Sulawesi Tenggara tahun ini mulai dioperasikan, kinerja perseroan kembali positif seperti tahun sebelumnya, kata analis PT Mitra Investdana Sekurindo Sumarmo kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (17/1).

Pada perdagangan kemarin, ANTM ditutup terkoreksi Rp 150 di posisi Rp 4.525. Saham perusahaan tambang tersebut ditransaksikan 517 kali, dengan volume transaksi sebanyak 5,94 juta saham senilai Rp 27,49 miliar.

Menurut Sumarmo, kinerja perseroan tahun ini diprediksi meningkat dalam perolehan pendapatan maupun laba bersih. Bila pabrik feronikel III di Sulawesi Tenggara mulai beroperasi, pendapatan Antam bisa naik sekitar 200% dari tahun sebelumnya.

Bahkan, untuk laporan keuangan 2005 yang belum diterbitkan, kinerja perseroan diperkirakan meningkat dari tahun sebelumnya, ujar dia. Laba bersih perseroan bisa mencapai Rp 948 miliar, karena hingga September 2005 sudah terbukukan Rp 711 miliar.

Dia menambahkan, rencana investor dari Jepang yang akan terlibat dalam proyek tambang Alumina Tayan senilai US$ 230-240 juta dapat mendongkrak kembali kinerja perseroan tahun ini. Valuasi saham Antam juga belum mahal dibanding emiten pertambangan lain, karena price to earning ratio (PER) masih 9 kali dan price to book value (PBV) 2,97 kali, jelasnya.

Lebih lanjut Sumarmo menjelaskan, secara teknis saham Antam bergerak konsolidasi di kisaran Rp 4.250-4.500 untuk jangka pendek. Pada Januari 2005, harga ANTM masih Rp 1.800. Lalu, Oktober mencapai Rp 2.800 dan saat ini sudah di kisaran Rp 4.500-an, jelasnya.

Sementara itu, analis PT Evergreen Capital Edwin Sebayang berpendapat, ANTM berpeluang terkoreksi kembali. Beberapa indikator teknis, seperti stochastic oscillator dan relative strength index (RSI) masih menunjukkan tekanan jual. Indikator moving average (MA) dan Williams%R (W%R) juga memperlihatkan ANTM overbought, ujarnya.

Kendati demikian, dia mengakui, secara fundamental saham Antam masih layak dikoleksi untuk jangka panjang. Apalagi, harga emas masih terus meningkat, jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Antam Dedi Aditya Sumanagara mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan penggabungan dengan BUMN tambang lainnya. Pihaknya sudah memilih Citigroup sebagai penasihat keuangan (financial advisor).

Menurut dia, penggabungan yang akan dilakukan tersebut masih dalam wacana, sehingga mekanisme dan strategi dalam tahap penyusunan. Untuk itu, pihaknya bersama PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk dan PT Timah Tbk masih mengkaji terus-menerus.

Selama Desember 2005, perseroan menggunakan dana sebesar Rp 9,5 miliar untuk biaya eksplorasi atau naik sekitar 76% dibanding bulan sebelumnya Rp 5,4 miliar. Biaya itu digunakan untuk eksplorasi nikel, emas, dan bauksit.

Sekretaris Perusahaan Antam Ashur Wasif mengatakan, pihaknya membelanjakan modal sekitar Rp 8 miliar untuk eksplorasi nikel di Halmahera dan Sulawesi Tenggara. Untuk eksplorasi nikel di Halmahera saja menghabiskan dana sebesar Rp 5 miliar yang meliputi blok A dan Pakal, ujarnya belum lama ini.

Sedangkan untuk eksplorasi emas di Mranggu, Jawa Timur, menurut dia, pihaknya membelanjakan modal Rp 113,1 juta. Selain itu, pihaknya masih terus melanjutkan eksplorasi emas di berbagai daerah lainnya.

Dia mengatakan, pihaknya hanya membelanjakan modal sebesar Rp 565 juta untuk eksplorasi bauksit di Wacopek, Kijang selama November 2005. Selain itu, pihaknya masih terus melanjutkan eksplorasi bauksit di Riau dengan biaya mencapai Rp 60 juta. Menurut dia, pihaknya masih tetap fokus pada eksplorasi ketiga hasil tambang tersebut.

Hingga kuartal III 2005, perseroan mencatat penjualan bersih Rp 2,22 triliun, atau naik dibanding 2004 Rp 1,94 triliun. Sedangkan laba bersih juga meningkat menjadi Rp 711,09 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp 538,66 miliar.

Sumarmo merekomendasikan hold saham Antam untuk jangka pendek. Namun, untuk jangka menengah maupun panjang dia merekomendasikan buy on weakness. Support saham ini Rp 4.250 dan resistance pada Rp 4.800, jelasnya. Sedangkan Edwin merekomendasikan buy on weakness ANTM dalam jangka pendek, sedangkan untuk menengah atau panjang dia merekomendasikan beli. Support saham Antam pada Rp 4.225 dan resistance Rp 4.675, ujarnya. (asp)

Jangka pendek: konsolidasi

Jangka menengah-panjang: menguat

Akhir 2005, laba bersih diprediksi Rp 948 miliar

PER: 9 kali, PBV: 2,97 kali

Stochastic oscillator: overbought

Moving average: overbought

Jangka menengah-panjang: buy on weakness

Support: Rp 4.250, resistance: Rp 4.800

Jangka pendek: buy on weakness

Jangka menengah-panjang: beli

Support: Rp 4.225, resistance: Rp 4.675

EMAS 1.517.000   0   0,00%

USD/IDR 15.999   -70,00   -0,44%

IDX 7.325   -69,45   -0,94%

KOMPAS100 1.108   -12,29   -1,10%

LQ45 866   -9,18   -1,05%

ISSI 225   -1,80   -0,79%

IDX30 443   -4,72   -1,05%

IDXHIDIV20 533   -5,21   -0,97%

IDX80 126   -1,29   -1,01%

IDXV30 131   -0,17   -0,13%

IDXQ30 147   -1,21   -0,81%

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

{{ vm_calculate_per(vd_modal.plan.code).per_adjusted_decimal }}

Anda mungkin ingin melihat